Selasa, 12 Juli 2011

Kedudukan dan Peran Manusia

Ketahuilah bahwa Allah telah memililih beberapa manusia sebagai seorang yang memberi kabar kepada manusia yang lain. Allah memulikan mereka dengan mendapatkan firman-Nya dan mereka mampu untuk mengetahui-Nya. Mereka merupakan media penghubung Allah dengan Hamba-Nya, mereka merupakan hamba Allah yang terbaik dan menggerakan hatinya untuk mencari pentujuk sendiri tentang kebenaran dan mereka menyelamatkan manusia yang lain dari kesesatan serta memberikan petunjuk pada keselamatan. (Ibnu Khaldun, Muqaddimah).
Pengungkapan surga yang terjadi pada nabi adam adalah suatu yang sederhana. Hal tersebut, dikatakan oleh Muhammad Iqbal sebagai berikit: bahwa jannah dalam al Qur’an merupakan suatu gagasan suatu keadaan primitive dimana manusia praktis tidak ada hubungannya dengan ligkungan dan sebagai akibat dari tiada merasakan desakan dari kebutuhan manusia yang kelahirannya merupakan suatu tanda-tanda dari kebudayaan umat manusia. (Muhammad Iqbal, Pembangunan Kembali Alam Pemikiran Islam, 1978). Hal ini juga dijelaskan dalam surat at Thoha;
Tidak kan lapar padanya dan tidak akan telanjang … dan tidak akan dahaga dan tidak akan merasakan panas. (QS. Thoha;118-119)
Proses kejatuhan Adam tidak ada hubungannya dengan munculnya manusia pertama kali di bumi, tetapi tujuannya adalah untuk menunjukan kebangunan manusia dari kedudukan nafsu instingtifnya yang sederhana kepada pilihan sadari dari sesuatu diri yang bebas yang sanggup bercuriga dan melawan. Kejatuhan tersebut bukanlah kehilangan moral tetapi merupakan peralihan kesadaran yang sederhana menuju cahaya pertama dari kesadaran diri, seperti sadar dari mimpi dan sadar tentang sebab musabab mengenai dirinya sendiri. Bahkan dalam al Qur’an digambarkan bumi bukanlah sebaai ruang siksa yang pada dasarnya manusia adalah buruk dipenjarakan karena dosa asal. Sikap tidak patuh yang pertama merupakan untuk memilih secara merdeka, oleh karena itu pelanggaran pertama dalam tersebut dimaafkan. Kebaikan bukanlah soal paksaan tetapi penyerahan secara bebas dari diri untuk sebaik-baiknya moral dan timbul dari kerjasama yang rela dari diri yang merdeka.  Kemerdekaan merupakan syarat kebaikan. Kemerdekaan untuk memilih yang baik mengandung juga kemerdekaan untuk memilih yang tidak baik. Tuhan telah mengambil resiko dengan menunjukan kepercayaan kepada manusia dan sekarang bagi kita adala menjaga kepercayaan tersebut. (Muhammad Iqbal, Pembangunan Kembali Alam Pemikiran Islam, 1978).  Hal ini, juga dijelaskan dalam surat at Tin tentang kedudukan mulia dan kejatuhan drajat manusia ke yang hina.   
Pengungkapan manusia yang paripurna yakni Adam ada termaktub dalam Al Qur’an yang layak sebagai pemimpin umat. Adam mengatur keperluan hidup umatnya pada pokok dasarnya yakni keperluan air, sandang, papan. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan manusia sepanjang masa. Jika kebutuhan itu terpenuhi secara adil maka yang akan terjadia adalah kentenraman dan hidup yang lebih damai. (H.A. Sholeh Dimyati, Tinjauan Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan tantang Manusia). Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia. Tetapi sebelum membahas tentang peran dan kedudukan, pengulangan kembali tentang esensi dan eksistensi manusia. Manusia yang memiliki eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah, an-nas, al insan, al basyar dan khalifah. Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan ia dalam kelima eksistensi tersebut. Manusia ditetapkan sebagai kholifah yang berarti sebagai pengganti generasi sebelumnya atapun seornag nabi dan penerus misi sebelumnya. Misalkan sebagai khalifah dimuka bumi sebagai pengganti Tuhan manusia disini harus bersentuha dengan sejarah dan membuat sejarah dengan mengembangkan esensi ingin tahu menjadikan ia bersifat kreatif dan dengan di semangati nilai-nilai trasendensi.
Islam memandang manusia sebagai kholifah Tuhan di bumi dan sebagai proyeksi dimensi vertical kedalam tataran horizontal. Hal tersebut dikarenakan manusia yang memiliki akal mengetagui realitas dia sendiri dan menjadi salah satu manifestasinya. Ia dapat bangkit melalmpaui egonya yang bersifat duniawi dan kontigen. Kemampuannya yang berbicara tersebut dia dapat berdialog dengan Tuhan sebagai teman bicaranya. Manusia merupakan cerminan yang di dalamnya terpantul nama dan sifat-sifat Allah yang dihadapan-Nya berdiri tegak dan untuk selama-lamanya. (Charles Le Gai Eaton, Manusia, dalam Sayyed Hussein Nasr, Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam).   
Manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba, yang memiliki inspirasi nilai-nilai ke-Tuhan-an yang tertanam sebagai penganti Tuhan dalam muka bumi. Manusia dengan manusia yang lain memiliki korelasi yang seimbang dan saling berkerjasama dala rangka memakmurkan bumi. Manusia berkedudukan sebagai kholifah sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Yang disebut sebagai wakil Tuhan ada dua macam yakni perwujudan dari sulton sebagai kepala Negara dan fungsi manusia di muka bumi sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna. (M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al Qur’an; Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci). Kholifah disini merupakan berarti sebuah kekuasaan yang diberikan oleh Tuhan dalam rangka memakmurkan dan mengembangkan bumi dalam rangka kita beribadah pada Allah. Pemberian kholifah ini dikarenakan potensi yang mengaktual pada manusia dijalankan secara selaras dan seimbang.  
Manusia dengan alam sekitar merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap Tuhan dan bertugas menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan.  Setiap apa yang dilakukan oleh manusia dalam pelaksana pengganti Tuhan sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Maqasid asy-syari’ah merupakan tujuan utama diciptanya sebuah hukum atau mungkin nilai-esensi dari hukum, dimana  harus menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, akal dan, ekologi. Manusia yang memegang amanah sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Tindakan manusia yang sesuai dengan aturan tersebut sehingga terciptalah kemakmuran dunia sebagai rangkain ibdah kepada Allah.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar